TNI  

Jalan Pejuang Martinus Hasil TMMD ke-121 Diresmikan di Tabalong

Tabalong – Pembukaan badan jalan penghubung antara Desa Kasiau Raya dan Kasiau telah rampung dan diresmikan dalam acara penutupan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 Kodim 1008/Tabalong. Acara yang berlangsung pada Kamis (22/08/2024) ini dipimpin langsung oleh Inspektur Daerah Militer (Irdam) VI/Mulawarman, menandai selesainya pembangunan infrastruktur yang diharapkan membawa dampak besar bagi masyarakat setempat.

Jalan yang memiliki panjang 2.400 meter dan lebar 6 meter ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang selama ini dialami oleh warga. Sebelum adanya jalan ini, masyarakat mengaku kesulitan beraktivitas, terutama dalam mengangkut hasil kebun yang menjadi mata pencaharian utama mereka. Dengan adanya jalan baru ini, diharapkan aksesibilitas masyarakat menjadi lebih mudah dan cepat.

Setelah peresmian, jalan hasil dari kerja sama antara satgas TMMD, stakeholder terkait, dan warga Desa Kasiau Raya ini diberi nama “Jalan Pejuang Martinus”. Nama ini diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu pejuang dari Tabalong yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.

Dandim 1008/Tabalong, Letkol Inf Budi Galih, SAP., MIP menjelaskan bahwa penamaan jalan ini merupakan hasil koordinasi bersama dengan Pemerintah Daerah dan pihak-pihak terkait lainnya. “Nama Jalan Pejuang Martinus dipilih melalui koordinasi dengan Pemda dan pihak terkait. Martinus, yang memiliki nama asli Hasyim Bin Asnawi, adalah seorang pejuang asal Tabalong yang lahir pada 1 Desember di Desa Nawin, Kabupaten Tabalong,” ujar Letkol Budi Galih.

Martinus, atau Hasyim Bin Asnawi, dikenal sebagai sosok yang bergabung dengan pasukan kota Tanjung sejak usia 10 tahun. Dorongan jiwa patriotismenya membawanya untuk terlibat aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Pada masa pemerintahan Jepang, Martinus bersama para pejuang lainnya bergabung dengan Dai Nippon Kaigun Heiho untuk menimba ilmu kemiliteran.

Pada Januari 1949, Martinus bersama pasukan pejuang dari Kelua dan Banua Lawas melancarkan serangan besar-besaran ke Jantung Kota Tanjung, termasuk pasar Tanjung, yang saat itu dikuasai oleh tentara dan polisi militer Belanda. Berkat kegigihan dan keberanian mereka, kota Tanjung berhasil dibebaskan dari cengkeraman pemerintah Belanda, memaksa pemimpin komando Belanda bersama anak buahnya melarikan diri ke kota Amuntai.

Dipilihnya nama “Jalan Pejuang Martinus” bukan sekadar simbolis, tetapi sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada pejuang Tabalong yang telah berjuang tanpa lelah demi kesejahteraan masyarakat. Diharapkan dengan adanya jalan ini, semangat patriotisme, dedikasi, dan inspirasi untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan desa dan negara dapat terus berkobar di hati masyarakat.

(red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *